Quantcast
Channel: AINUN ISNAENI
Viewing all 577 articles
Browse latest View live

Support My System

$
0
0
 
Wow sudah akhir bulan saja nih. Konon katanya bulan Februari adalah bulan miliknya Romeo dan Juliet, ohh nooo, saya nggak terima.

Mengawali awal bulan Februari ini, saya dapat undangan kondangan teman yang diadakan dirumahnya dan berlokasi kurang lebih 1,5 jam naik motor dari rumah, maklum saya tinggal di kota kecamatan, sedangkan teman di kecamatan pinggiran yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lumajang. Saya sendiri membayangkan jaraknya saja rasanya nggak sanggup, sejauh mana dari Kota Kabupaten Jember menuju Kabupaten Lumajang (anggap begitu) dengan mengendarai motor roda dua.

Dulu pernah ke Gilimanuk Bali naik motor tapi dibonceng berasa sudah amazing banget hahaha. Padahal lebih jauh lagi jarak Jember ke Bali.

Kata teman, mungkin kita sudah memasuki fase dimana faktor “U” berbicara, umur gaes hahaha.

Balik lagi ke perjalanan Jember – Kecamatan Kencong tadi, saya mengendarai motor sendiri dan teman berboncengan dengan si sahabatnya. Cuman sebanyak 3 orang cewek-cewek motoran menerjang panas dan hujan, setangguh itu. Disaat teman-teman yang lain kebanyakan nitip amplopan dan saya malah nggak bisa menolak ajakan si teman ini untuk datang langsung ke rumah si pengantin.

Di tengah perjalanan rasanya pengen balik saja ke rumah, perasaan motoran dari siang kok nggak sampai-sampai.

Perjalanan pulang pun saya buat santai, selain karena kondisi jalanan di pinggiran kota Jember yang minim penerangan plus saat itu hujan deras, ngeri motoran kalau harus ngebut-ngebut. Di tengah perjalanan lagi-lagi mikir “tau gitu tadi bawa mobil saja” dan bawaannya kudu nangis karena perjalanan pulang juga terasa jauhnya wkwkwk.

Dari kisah perjalanan seharian itu, saya kembali berpikir, beruntung saya bisa ikut menyaksikan kebahagiaan teman dekat menikah secara langsung yang mana sehabis menikah itu si pengantin nggak akan tinggal di Jember lagi. 

Dan saya kembali mengingat memori lama saya dengan si teman yang menikah tadi, dulu kita pernah hang out bareng, susah senang bareng, saya kalau ada perlunya terkadang masih minta tolong dia buat ini itu. Masa saya cuma begini saja kok masih egois. 

Dari sini juga saya sudah merasa berani mengalahkan rasa keegoisan dan memilih ikut berbahagia bersama teman dekat di hari spesialnya.

* * *
Hal berikutnya yang membuat saya happy di bulan Februari ini adalah ketika sohib sewaktu kuliah dulu membuat status buku novelnya sudah terbit di Google Play Book

Horayyy, saya ikutan senang dan kaget pastinya. Kaget karena si sohib sudah berhasil meraih cita-citanya juga buat nerbitin novel sendiri. Dan saya masih stuck begini begini saja dengan imajinasi novelnya hahaha. Tapi kaget yang senang tentunya. Apa sebutannya ya? 

Sebagai seorang sahabat yang baik #cielahh, tentu saja saya ikut membeli karyanya. Alhasil di bulan Februari ini dan bulan selanjutnya akan menambah list buku bacaan yang masih menumpuk di meja. Semoga saya sanggup menyelesaikannya hehe
* * *
Dan hal receh lainnya yang membuat saya senang di akhir Februari ini, menikmati minuman kesukaan yaitu alpukat kocok hasil usaha teman komunitas lari dan saya bantuin promosiin di teman-teman kantor dan langsung beli banyak. Teman kaget dengan jumlah pesanan saya yang langsung wow itu. Teman senang dan saya pun ikutan senang tentunya.

Testimoni teman pun juga bilang kalau porsi dan rasanya pas, enak. Promosi pun nggak cuman di teman-teman kantor, saya akan bantuin juga membuat video story di laman media sosial biar makin banyak yang tahu.  Dan saking sukanya sama racikan alpukat kocoknya, teman kantor nggak hanya sekali order. Wahh ikutan senang saya tuh.

Suka sama semangat teman saya ini, berani membuka usaha dan optimis. Luvvv pokoknya.

Teman-teman ada cerita asik apa nih di bulan Februari ini?

* * *


Artikel ini diikutkan dalam CR Challenge #2 yang ditulis dengan penuh cinta dan sebagai deadliners garis keras 🤣

Program TV Lokal Rasa Ensiklopedia

$
0
0
tayangan tv lokal


Saya termasuk jarang menonton TV dirumah, karena seringnya dikuasai adik, kecuali untuk tayangan berita yang memang heboh disiarkan saat itu.

Biasanya untuk tayangan dengan genre traveling, kuliner atau semacam ensiklopedia, saya masih suka nonton, meskipun nggak selalu melalui tayangan televisi.

Dulu tiap jam istirahat kantor, saya cukup sering balik ke rumah untuk makan siang dirumah dan disela-sela jam istirahat itu, saya menonton tayangan televisi yang cukup menghibur seperti Si Bolang hahaha.

Jadi saya ingin cerita mengenai program televisi yang menurut saya membuat saya lebih “pintar” dikit gitu.

Laptop Si Unyil
Waktu tahu ada tayangan Si Unyil hadir kembali di televisi, seneng dong ya, memori masa kecil muncul lagi pastinya. Tapi kemasan Si Unyil yang sekarang ini lebih ke informasi pengetahuan. Dan benar saja, sejak nonton tayangan Laptop Si Unyil, saya menjadi setingkat lebih pintar dari hari sebelumnya wkwkwk

Soalnya, pernah terlintas di kepala, misalnya “gimana sih cara nge-packing wafer batangan ke dalam wadah toples bisa serapi itu”, gimana sih masukin cairan handbody kok bisa sama rata isinya” dan banyak pertanyaan-pertanyaan absurd lainnya.

Di konsep tayangan Laptop Si Unyil ini, berita yang diberikan memang nggak biasa, isinya daging semua. Dari soal produksi makanan sampai teknologi.

Apalagi ketika Tim produksi Laptop Si Unyil melakukan shooting di luar negeri dan berkunjung ke banyak pabrikan di sana. Semacam mendapatkan ilmu ensiklopedia versi digital.

Ragam Indonesia
Tayangan program televisi dengan judul Ragam Indonesia ini bisa membuat saya bangga jadi Warga Indonesia. Gimana enggak, selama ini pengetahuan saya soal budaya, kuliner di negara sendiri ternyata masih cetek. Di program ini, banyak banget dihadirkan berita soal kuliner seperti salah satunya yaitu nasi cikur, yang saya sendiri nggak pernah dengar.

Nggak hanya memberikan informasi soal kuliner saja, tetapi juga tayangan soal wisata di seluruh daerah di wilayah Indonesia. Emang ya kalau kerja di stasiun televisi bagian produksi begini, kudu pinter ambil angle gambar, biar bikin yang nonton makin ngeces gitu.

Hijab Traveling
Tontonan serba traveling yang membuat saya cukup kagum adalah Hijab Traveling yang pernah tayang di Trans 7. Kagumnya karena yang jadi hostnya adalah seorang blogger Indah Nada Puspita yang pernah tinggal di Jerman. Sebelum saya tahu ada tayangan program televisi yang dia bawakan, saya sudah lebih dulu tahu si Indah ini dari blognya.

Si Indah Nada ini sebelas dua belas sama Diana Rikasari, punya keunikan masing-masing di style dan blog mereka. 

Sebagian besar tayangan program acara Hijab Traveling ini memberikan informasi wisata di luar negeri dan yang pasti nggak ada destinasi yang jelek, alias semuanya bagus-bagus.

Sayangnya, tayangan Hijab Traveling saat ini sudah nggak ada dan sepertinya Trans 7 memberikan alternatif program lain yaitu Keliling Dunia.

Sekarang karena sudah jarang nonton televisi, biasanya kalau lagi senggang, bukain youtube buat nonton Si Unyil, lumayan menghibur juga.

Teman-teman ada tontonan apa nih yang disuka? Saya mau kepoin juga dong.



Ini Caraku Supaya Stay Healty

$
0
0
 
cara tetap sehat

Ada pepatah yang mengatakan “kesehatan itu mahal harganya”

Dan itu memang benar adanya. Ketika keadaan sehat, saya jadi sering meremehkan “halahh nggak perlu nih minum suplemen, sepertinya juga nggak bakalan kenapa kenapa”

Sampai suatu ketika, saya merasa badan sudah nggak sehat, padahal saya sendiri termasuk “tahan banting”, teman-teman saya sendiri juga banyak yang bilang seperti itu.

“Inun ini nggak pernah ijin sakit, heran”, seru teman suatu hari

Hahaha saya kalau ijin palingan cuma buat bolos karena malas ngantor atau ijin pergi kemana #upss

Pergi ke dokter dan menunggu antrian saja rasanya seperti mau pingsan hahaha. 
Jadi teringat memori setahun yang lalu sejak Virus Corona ini hadir di Indonesa, ya ampun sudah setahun saja. Dan sempat trending tuh di twitter soal “corona anniversary”. 

Semua orang sudah pasti heboh bagaimana caranya bisa terbebas dari virus ini dan alkohol, masker, hand sanitizer pun menjadi barang langka.

Teman saya sampai keliling apotik untuk mencari alkohol demi membuat hand sanitizer sendiri dan sayangnya nggak dapat. Begitu juga dengan masker, dari yang biasanya saya beli 1 pack isi 5 dengan harga kurang dari 10ribu, ehh saat itu harga langsung berubah di atas 10ribuan. Sampai ada juga yang “niat” menimbun masker sekian banyak dus dan kembali dijual dengan harga rata-rata 350ribuan. Astagahh ini namanya pemalakan.

Disaat tenaga kesehatan membutuhkan masker, bisa-bisanya masker ditimbun oleh oknum yang “nggak berperikemanusiaan” ini dan mencari keuntungan ditengah situasi seperti ini.

Selamat Datang di New Normal
Saya lupa kapan tepatnya gaung “new normal” ini diserukan pemerintah. Sebelum ada info soal new normal, sudah pasti banyak banget masyarakat yang enggan buat keluar rumah. Supermarket jadi nggak seramai biasanya bahkan beberapa tenant di mall pun tutup. 

Awal-awal corona muncul, di kantor saya pun juga diberlakukan aturan harus bermasker. Awal-awal bermasker di ruangan ber-AC juga bikin engap dan rasanya susah buat bernafas hahaha. Di halaman depan kantor juga disediakan area untuk cuci tangan lengkap dengan sabun, begitu juga ketika akan memasuki area kantor utama di tempat saya, di depan pintu masuk sudah disiapkan antiseptik.

Saat itu, untuk mencari hand sanitizer di minimarket di kota saya, Jember, masih susah didapatkan. Alhasil saya harus membelinya via online shop.

Dari dulu sebenarnya saya sudah terbiasa membawa hand sanitizer di pouch make-up yang hampir selalu saya bawa tiap keluar rumah. Karena saya cukup sering mampir makan diluar dan hand sanitizer ini membantu banget kalau tempat cuci tangan di warung tempat saya makan lokasinya agak jauh dan saya malas jalan hahaha.

Kalau masker biasanya saya pakai ketika naik motor saja dan sekarang masuk ke area perbelanjaan di mall pun, masker kudu tetap nempel di wajah. Kalau nggak ada perlu banget ke pusat perbelanjaan, saya ogah masuk, susah nafasnya soalnya.

Karena menyadari pentingnya tambahan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh, orang rumah sering banget mengingatkan saya untuk minum vitamin dan banyakin makan sayur. Lahh saya sendiri nggak terlalu suka sayur, susah ya.

Kalau fastfood ayok aja, tapi kan tahu kalau terlalu banyak fastfood juga nggak baik buat kesehatan. Dalam hati cuma berkata “nanti ah mau mampir apotik beli vitamin”

Nah tapi saya bingung vitamin yang bagaimana yang ingin saya beli dan disarankan buat beli yang simple saja seperti tablet Redoxon. Maunya yang manis-manis juga obatnya biar makin rajin minum vitaminnya. Sampai pada akhirnya saya membeli cukup banyak Vitamin C IPI hehehe, yang tinggal dihisap saja.
vitamin c ipi


Hayoo ada yang pernah icip Vitamin C dari IPI belum? Vitamin ini sudah ada dari saya kecil dan menurut saya sempat hilang peredarannya tapi ternyata salah, buktinya masih ada di apotik.

Serba Digital di Tengah Pandemi
Jujur saja, ketika pandemi makin merebak, mau pergi ke rumah sakit juga sempat diwanti-wanti sama keluarga. Dan benar saja, ketika saya harus pergi menemui dokter kulit langganan di sebuah rumah sakit swasta, ehh dokternya lagi tutup praktek sampai waktu yang nggak tahu pasti.

Kalau sudah cocok, memang susah ya pindah ke lain hati #eahhh

Iseng nanya ke sohib dan ternyata malah disarankan untuk mencoba aplikasi Halodoc. Nahh baru tau tuh kalau di aplikasi kesehatan juga bisa konsultasi sama dokternya.
Tengah malam saya chat dokternya dan di balas pula, wowww se-gercep itu dokter-dokter di Halodoc ini dan mereka memberika resep obat sesuai dengan keluhan sakit saya saat itu.

Ada yang belum tahu Halodoc?

Saya rasa semua pasti sudah tahu ya, aplikas dengan dominan warna merah dan putih ini sudah sering banget nongol di timeline sosial media.

Jadi, Halodoc ini merupakan aplikasi atau website dari Indonesia yang dibesut oleh PT. Media Dokter Investama yang didirikan pada tahun 2016 dan bergerak di bidang kesehatan.

Sudah banyak juga kerjasama yang dilakukan oleh Halodoc dengan pihak ketiga. Pasti teman-teman sering melihat banner promo iklan Halodoc ketika pergi ke pusat perbelanjaan kan.

tips tetap sehat


Nggak hanya melayani chat dengan dokter saja, di Halodoc ternyata juga bisa membeli obat-obatan via online. Lengkap juga euy dan kategori obatnya juga banyak banget.

Seperti misalnya untuk kategori obat dan vitamin, disini masih dibagi lagi beberapa part sub kategori. Asli deh lengkap dan interface di smartphone juga yahud.

Sudah nggak ada cerita lagi soal bingung mau beli obat atau vitamin dimana, karena sekarang stok di apotik atau minimarket juga sudah kembali normal. Kalau malas mau pergi keluar rumah, juga bisa membeli via online. Praktis.

***
Kalau boleh tahu nih, teman-teman saat ini lagi konsumsi vitamin apa nih? Atau punya tips biar tetap sehat di kondisi pandemi sekarang ini? 

Bagi dong ceritanya
















Thursday

$
0
0
hari libur


Yess, hari ini hari Kamis dan tanggal merah karena bertepatan dengan Libur Isra Mi’raj. Sayangnya, besok Jumat bukan cuti bersama, jadi buat orang kantoran, besok adalah hari kejepit nasional.

Sejatinya, saya sendiri nggak terlalu suka kalau ada tanggal merah di awal bulan. Kenapa? Karena kerjaan kantor jadi tersendat sehari, yang seharusnya bisa dikerjakan di hari itu, jadi molor. 

Kenapa lagi?

Iya soalnya awal bulan adalah saat-saat deadline buat laporan dan semacamnya.
Selama semingguan kemarin, bisa dibilang hectic day for my life. Kayaknya hampir begitu tiap awal bulan hahaha. Tapi masih dibawa slow saja biar rada happy gitu. 

Pagi ini, memang niat mau beres-beres kerjaan rumah pagi-pagi, cuci baju, jemur baju, mandi. Biasanya kalau hari libur, mandinya agak siangan, jadi cukup sehari sekali saja mandinya. Hemat air gitu. Ini maunya hemat atau memang malas ya 🤣

Beres-beresin kamar tapi masih saja keliatan sumpek dengan barang-barang printilan. Mau nerapin decluttering, kok masih sayang ya.

Satu lagi, ganti sprei. Kenapa cuma ganti sprei saja sudah keringetan. Saya rasa, kegiatan yang “agak menyiksa” buat saya adalah mengganti sprei.  Kasur ukuran king dan letak kasur yang mepet ke tembok menyulitkan saya untuk menggantinya dengan mulus. Jadi selama ini kalau ganti sprei terlihat kurang rapi hahaha. Nah, beda lagi kalau dipasangkan sama ibuku.

Sarapan. Iya kali ini menunya adalah terong dibumbu merah. Cukup nasi putih hangat ditambah terong plus tempe sudah lumayan wenak pagi ini.

Oya, duluuuu saya nggak suka terong, nggak suka pakai banget. Sepertinya saya mencoba makan terong pertama kali waktu kuliah dan masih nge-kos. Ada mbak kos yang masak terong dan saya icip. Dari awal itulah sampai sekarang saya mengganggap terong bukan makanan yang harus saya hindari.

Jam 9 pagi sudah keluar rumah anter cucian yang tebel-tebel ke laundry dan ke, muter-muter kota yang jalanannya masih nampak sepi, menyenangkan juga.

Balik rumah, balik lagi di depan laptop nyicil kerjaan kantor plus ngepost dan nyicil komen dari teman-temanku tercinta.

Huuuu dari kemarin sebenarnya sudah buka laman komen, tapi kenapa malah keenakan nge-BW aja ke blog teman-teman dan molor juga dah mau balesin komennya. 

Plus sandingan hari ini adalah menikmati camilan yang saya beli dari usaha teman kantor. Ada kuping gajah, ciput dan tadi pagi ibu ke pasar beli lekker pisang. Ehmm yummy.
kue kering


Semoga hari ini nggak turun hujan sampai siang biar cucian cepat kering. 
***

Gimana Hari Kamis teman-teman? Menyenangkan kah?
Atau dulu pernah nggak suka sama makanan terus berubah jadi suka gitu, seperti saya

Nuansa Vintage di Fox Coffee & Roastery Jember

$
0
0
fox coffee jember


Satu lagi tempat ngopi di Jember yang cukup sering saya datangi. Namanya Fox Coffee & Roastery. Tempat ngopi ini sendiri soft launching di Desember 2019, tapi saya baru ngeh keberadaan tempat ini dipertengahan tahun 2020.

Lokasi Fox Coffee ini cukup sering saya lewati, hanya saja saya nggak begitu perhatian dengan tempat ini, maklum coffee shop ini berada di sebuah rumah besar kuno meskipun masih berada di tengah kota.

Yang saya tahu, bangunan yang sekarang dialihfungsikan sebagai café ini, dulunya adalah sebuah rumah, dan saya menganggap sudah lama kosong juga. Lalu tiba-tiba menjadi sebuah café.
 
coffee shop di jember
Vintage abis

Oke, kali ini saya janjian sama sohib di Fox Coffee. Kesan pertama, cukup vintage juga konsep yang dibangun oleh pemilik café. Interior di dalam ruangannya pun serba jadul semua, pajangan pun diletakkan di sebuah lemari kayu kuno, mirip seperti lemari baju zaman saya waktu kecil dulu.

cafe hits jember

cafe baru di jember

coffee shop jember


Beberapa kursinya juga ada yang model vintage dengan meja marmer besar, lampu gantung beberapa bagiannya juga dibuat dengan kesan vintage.

Untuk areanya sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, ada area outdoor di bagian samping dan kalau malam di bagian depan akan dikeluarkan meja kecil dan kursi yang cukup banyak. Maklum kalau malam ternyata ramai juga disini.

Di bagian dalam juga terbagi menjadi beberapa bagian, ada yang di dekat dapur atau lebih tepatnya di bagian teras belakang yang dekat dengan taman kecil.

Kemudian di dalam ruangan juga terdapat beberapa meja kursi yang cukup untuk kumpul temen se-gank.

Menariknya lagi, di salah satu ruangan di Fox Coffee ini digunakan untuk meletakkan mesin penggiling kopi dengan ukuran besar. Menurut sohib yang sudah fasih di dunia per-kopi-an, mesin grinder kopi ini paling oke yang dia temui di Area Jember atau Banyuwangi, dari segi brand sudah jelas nampak yang paling mahal. Begini ini kalau punya teman mantan Barista dan assessor dunia kopi, ilmunya sudah nggak perlu diragukan lagi.

Icip Menu
Dari segi menu, untuk makanan berat nggak banyak tersedia disini. Jadi waktu saya lapar ketika janjian sama teman, menu nasinya hanya ada satu yaitu semacam nasi ayam teriyaki. Untuk rasa ehmm okelah.
menu kopi

Harga menu minuman disini rata-rata 10ribuan dan nggak melulu menu kopi saja, pilihan minuman non kopi juga ada. Seperti minuman favorit saya yaitu Taro. 

Kesan-Kesan 
Nah, saya sendiri penyuka vintage. Waktu tahu tempat ini pertama kali senang juga, feel-nya dapet untuk dekorasinya yang memang niat.

Hanya saja, waktu saya duduk di bagian dalam dan foto-foto ruangan, saya merasakan tempat ini “singup”. Orang Jawa pasti tahu artinya nih hehehe.

Dan saya pun menanyakan ke sohib saya itu, dan dia memang merasa begitu, apalagi katanya kalau di lantai 2 hahaha. 
Maka dari itu, saya nggak pernah memilih untuk naik ke lantai dua.  Tapi meskipun kesannya begitu, saya kesini sudah kesekian kalinya

Dan info saja nih, awalnya saya enggan mau menulis café ini karena takut hahaha. Tapi karena saya sering datang kesana, ya sudahlah saya buat post saja sekarang ini dan nulisnya malam-malam pula wkwkwk.

Disambi nongkrong, kerja santai di Fox Coffee ini lumayan enak juga, colokan ada dimana-mana dan wifi juga oke. 

Kalau ada teman ke Jember dan bertanya tempat ngopi yang asik dimana, saya akan merekomendasikan di Fox Coffee & Roastery ini. 



Fox Coffee & Roastery
Jl. Bondoyudo No. 10
IG : @foxcoffee.jbr 

Kisah Teh Tarik

$
0
0
 
teh tarik


Pilihan menu makanan paling gampang dan nggak pakai mikir lama adalah pergi ke restoran India atau Melayu. Seperti saat saya ke Singapore pada zaman bahula #saking lamanya.

Sampai hari terakhir di Singapore, saya sudah well noted kalau saya sudah klik sama Zam Zam Restaurant, nggak begitu besar spacenya tapi nagihi. Nagih atau karena saya yang kurang explore tempat makan lainnya juga sebenarnya.

Jadi biasanya ketika saya malas kulineran dan capek mikir mau makan apa, ujung-ujungnya masuk ke resto India dan lagi-lagi nasi Briyani jadi pilihan plus segelas es teh tarik. Apalagi kalau menikmati es teh tarik sehabis jalan kaki panas-panas, suegerrr.
teh tarik

Pas cobain es teh tarik di Zam Zam Restoran ini, malamnya saya mampir lagi ke resto ini cuma buat membungkus satu kantong plastik buat dibawa ke penginapan. Enakkk soalnya hahaha

Sepertinya dalam sekian hari di Singapore, rekor paling banyak menikmati teh tarik sebanyak 2 kali saja.
***
Lain cerita waktu ke Malaysia.  Ketika berada di kawasan Batu Caves, lagi-lagi saya masuk ke sebuah restoran India untuk santap siang dan minumannya nggak jauh-jauh dari es teh tarik.

Pulang dari Batu Cave, muter-muter Kuala Lumpur dan janjian sama host CS di sebuah tempat makan yang nggak jauh dari Merdeka Square dan menu minuman yang dipesan lagi-lagi es teh tarik. Kesimpulannya dalam sehari saya minum teh tarik bisa lebih dari 4 kali.

Ini rekor paling banyak minum teh tarik selama ini.

Saking demennya konsumsi teh tarik, sempet mampir supermarket disana untuk mencari brand-brand teh tarik kemasan sachet yang ada buat dibawa pulang ke Indo. Dan menurut lidah saya enak.

Sampai sekarang ini, saya hanya explorebrand teh tarik yang ada di minimarket Indomaret atau Alfamart, tentu saja brandnya itu itu saja. Sampai teman menginfo kalau ada brand teh tarik baru dan menurutnya enak, maka dia akan merekomendasikan ke saya buat ikutan cobain juga.

Jadi saya belum menemukan brand favorit teh tarik buatan negara sendiri yang benar-benar pas di lidah saya atau karena saking banyaknya brand juga sampai bingung mana yang uenak 🤣

Sebenarnya saya sendiri bukan pecinta banget sama teh tarik tapi hanya sekedar suka saja. Lahh gimana toh.

Kadang nih kalau di kantor, pas lagi pengen berkreasi sendiri, tinggal campurin teh celup biasa plus dicampur susu. Sudah gitu saja, soal rasa ya so so, namanya juga resep sesuka hati hahaha.

Teman-teman ada yang suka teh tarik nggak nih?
 
 
 
 
 
 
 

Just For A Moment

$
0
0
kumpul komunitas


Hari  Minggu ini cukup sibuk setengah harian, karena hari ini adalah hari yang saya pilih untuk acara sakral. Ciee sakral.

Bukan, bukan itu. 

Hari ini adalah hari pertemuan kumpul-kumpul anggota komunitas Jember Backpacker. Kegiatan ini bisa dibilang terselubung juga, dalam artian maksud dari awal dibuatnya wadah semacam arisan ini untuk mengumpulkan para anggota dengan sistem silahturahmi tiap bulannya. Dibilang terselubung karena seperti sengaja menghindar dari anggota yang ruwet ini itu hahaha.

Jadi begini, sebagai anggota beragam komunitas yang saya ikuti, biasanya kalau ada ajakan kumpul-kumpul agak susah diajaknya, yang alasan ini, alasan itu. Sehingga rencana tinggal rencana sampai lebaran gajah juga nggak jalan-jalan.

Salah satu anggota yang paling rame di komunitas ini, sebut saja Mbak Ike namanya, menghubungi personal tiap anggota Jember Backpacker apakah bersedia ikut kegiatan silahturahmi dengan iuran 50ribu tiap kegiatan kumpulan. Bisa dibilang seperti arisan juga sih ya.

Padahal selama ini saya nggak pernah tertarik buat ikutan arisan hahaha.

Karena tujuannya masih masuk akal menurut logika saya, saya mengiyakan progam ini. Yang ikutan juga nggak banyak dari sekian puluh anggota komunitas di Grup WA mungkin hanya 15 orang. Meskipun rumah tiap anggota yang ikutan arisan ini ada yang beda kota, seperti di Banyuwangi misalnya.

Masih ingat kegiatan Camping Ceria saya di Agrowisata Taman Suruh Banyuwangi? Nah itu sebenarnya selain dalam rangka Anniversary Jember Backpacker, dianggap juga acara kumpul-kumpul arisan jatah dari anggota yang tinggal di Banyuwangi sana.

Acara rumpik anak-anak Jember Backpacker ini sudah berjalan 1 tahunan dan kali ini karena hampir semua anggotanya sudah dapat giliran, tinggal saya saja yang belum, dan saya putuskan di bulan Maret ini adalah jatah dirumah saya, sebelum bulan puasa tiba. 

Biasanya ngapain saja kalau kumpul begini?

Hohoho tentu saja ngomong ngalor ngidul nggak jelas, bahas dari yang penting sampai yang nggak penting, guyonan, ketawa-ketiwi. Intinya rundown acaranya semburat hahaha.

komunitas jember backpacker


Dari subuh, ibu sibuk di dapur buat siapin menu masakan rumahan dan dari pagi juga saya sudah siap beres beres ruangan ala kadarnya. Seperti biasa ya, apapun menu masakannya, dimanapun acaranya, anggotanya yang hadir pada kalap semua.

Nggak ada keharusan untuk tiap anggota yang ikutan acaran perkumpulan ini untuk datang, lha wong saya saja dari sekian kali diadakan pertemuan, nggak semuanya bisa hadir. Biasanya bentrok sama acara kantor. Tapi tetap, transferan iuran kudu jalan.

Karena kegiatan kumpulan ini semata-mata untuk mempererat tali pertemanan, persaudaraan dan silahturahmi tadi, dan isinya orang-orang koplak, maka nggak heran kalau nama Grup WA nya dinamai “Sobat Ambyar”. Nggak ada hubungannya ya? Iya 🤣

Grup dinamakan sobat ambyar karena tahun lalu lagi happening banget sama lagu-lagu Almarhum Didi Kempot dan nggak ada yang protes hahaha.

Dan tadi waktu dirumah saya, karena akan memasuki semester baru dalam kurikulum arisan nggak jelas ini, ada wacana kalau nama Grup WA akan diubah menjadi Crazy Receh Jember.

Sebenarnya nama grup disebut juga asal nyablak saja,  dari yang awalnya bahas sugar daddy, sugar baby, kemudian balik lagi perkara sugar daddy yang banyak duitnya, lahh kok tiba-tiba anak-anak nyeletuk

“Gimana kalau grupnya diganti nama jadi Crazy Rich?”

Karena nggak rich rich, jadinya ada lagi yang menyahut

“Crazy receh aja”

Ya begitulah rundown acara perkumpulan siang tadi dirumah saya


Happy Sunday All

Sore di Bazaar Kuala Lumpur

$
0
0
bazaar malaysia

 
“Nanti kita mampir ke pasar sore ya”, ujar Jard temen CS dari Malaysia

Saya dan para sohib setuju saja, karena Jard yang lebih tahu area di negara ini.

Nggak ada expetasi yang terlalu tinggi mengenai gimana penampakan pasar sore yang dimaksud si Jard.

Mobil mini yang saya dan para sohib naiki meliuk-liuk menembus jalanan padat Kuala Lumpur sore itu. Sampai pada akhirnya memasuki kawasan yang nggak terlalu jauh dari area seperti rumah susun. Selesai urusan mencari tempat parkiran mobil, rombongan turis ini antusias sekali ingin segera menginjakkan kaki di area pasar sore itu.
kondisi pasar di malaysia

bazaar malaysia


Dari area parkir, nggak diperlukan waktu lama untuk sampai di deretan tenda-tenda para pedagang. Dan ternyata cukup membuat saya “surprise” juga.

Pasar sore yang dimaksud si Jard sama dengan bazaar di Indonesia bahkan saya merasa seperti sedang berada di area Car Free Day.

Deretan tenda makanan seperti tempura, penjual camilan macam keripik atau kerupuk, snack-snack, makanan siap santap, laksa, nasi kerabu, beragam es segar, semuanya ada disana.
pasar malaysia

pasar di kuala lumpur


Nggak cuman makanan, tenda penjual pakaian juga ada, persis kalau saya datang ke bazaar ataupun Car Free Day. 

Seperti biasa dong ya, mata nggak bisa bohong, lihat yang seger-seger pengen dibeli, lihat jajanan unik pengen dibeli. Mendadak lupa berapa total belanjaan sore itu hahaha

Baidewei, ngomongin Car Free Day, semenjak pandemi merajalela, Car Free Day di Kota Jember ditutup sampai sekian bulan lamanya, dan sejak pergantian Bupati bulan lalu, sudah kurang lebih hampir sebulan ini Car Free Day kembali dibuka.

Seperti apa riuhnya? Wowwww kayak pasar, kemriyek

Sudah nggak peduli mana yang maskeran, mana yang enggak. Dan saya belum ke alun-alun sampai tulisan ini dipublish. Dari dibukanya Car Free Day untuk pertama kali itu, di sosial media lokal Jember, beredar foto-foto sampah dimana-mana di area alun-alun, dari sampah bekas makanan ringan sampai plastik-plastik yang nggak jelas. 

Sayang sekali, penampakan alun-alun yang biasanya hari Minggu agak sepi dan hanya beberapa yang lari pagi, sekarang makin ramai plus bonus pemandangan sampah.

Dari yang ngomongin bazaar malah lanjut ke sampah hahaha. Yang penting nih pemirsa, meskipun kita datang ke bazaar atau apapun itu, usahakan jangan buang sampah sembarangan, disimpan dulu sampai menemukan tempat sampah gitu. 

Ada yang pernah datang ke Car Free Day atau bazaar selama pandemi ini nggak ya ?





Postcrossing Series : Akrab dengan Kartu Pos, Perangko dan Kantor Pos

$
0
0
kantor pos


Edisi kali ini dalam rangka mau bikin tulisan berseries mengenai proyek kartupos yang digagas Peri Kecil Lia dan Mas Rivai.

Seri pertama dari cerita ini, saya akan flashback mengenai masa-masa saya yang gemar berkirim kartupos. Jadi saya pernah bercerita kalau dari SD sudah banci kuis, mengirim jawaban kuis dari majalah Bobo atau Mentari dan sejenisnya. Jadi inget, dulu jenis kartu pos yang saya pakai adalah keluaran Pos Indonesia berwarna orange. Rajin banget tiap bulan ikutan kuis dimajalah. Urusan menang nggak menang belakangan, tapi yang pasti inget pernah dapat kaos dari Majalah Mentari sampai niat banget diplastikin bertahun-tahun hahaha. Kalau sekarang dipakai sudah nggak muat. Duh saya sumbangin kemana ya itu kaos, jadi lupa.

Dan dengan kartupos juga bisa memberikan semangat buat berangan-angan pergi ke suatu tempat. Lebih tepatnya saya sebut the power of postcard..  Seperti yang sudah saya ceritakan pada post tersebut.

Akrab dengan kartu pos, otomatis membuat saya akrab juga dengan perangko. Jadi, waktu SD saya sudah punya album filateli sendiri, saya sendiri heran kok bisa saya kenal dengan album filateli hahaha. Padahal masih SD, mungkin karena sering main ke Gramedia kali ya, jadi pernah lihat ada album filateli dan dibeli.
kartu pos zaman dulu banget

Entah darimana (lupa pastinya), koleksi perangko saya ada yang jadul segala, sayang banget sama koleksi koleksinya, sampai ditata sedemikian rupa. Tiap dapat perangko yang model terbaru saya simpan. Ohya dulu kayaknya ada perangko gambar Pak Soeharto nggak ya, seingat saya kok rasanya pernah nyimpen perangko itu hahaha.

Sahabat saya selanjutnya yang akrab adalah kotak pos. Gimana nggak akrab, kalau saban kirim kuis seringnya melalui kotak pos warna orange ngejreng ini.

Di Jember, dulu saya sering nemuin kotak pos, terakhir ketemu waktu SMP karena cukup sering saya lewati ketika pulang sekolah jalan kaki menuju kantor Bapak saya.

Mungkin karena sepinya pengirim surat melalui kotak pos, lama-lama kotak pos ini sudah nggak berdiri lagi ditempatnya. Sayang

Bertahun-tahun berlalu….

Sampai pada saatnya ketika saya ng-trip ke luar negeri, misalnya ketika ke Melaka, di depan area Christ Church Melaka terdapat banyak sekali pedagang souvenir dan salah banyaknya ada kartu pos juga. Saya langsung beli beberapa untuk kenang-kenangan.
Dipilih-pilih kartuposnya

Nggak jauh dari sana juga ada kantor pos, saya pun mencoba untuk masuk dan ternyata nggak kalah asik juga ketika memasuki kantor pos serupa di Indonesia.  Tapi di Melaka atau di luar negeri biasanya displaynya lebih lengkap, seperti ada pajangan kartupos atau kartu ucapan yang bisa dipilih. Kotak pos di Melaka warnanya juga nggak kalah ngejreng dari Indonesia, ada warna kuning menyala.

souvenir malaysia
Kantor Pos Melaka

Begitu juga ketika ke Ho Chi Minh City, yang mana lokasi kantor pos besarnya masih tetanggaan deket banget sama Notre Dame Cathedral. Tinggal ngesot.
kantor pos vietnam
Penampakan Saigon Post Office seperti ini

Di dalamnya rame banget, karena ada pojok souvenir juga di dalam kantor posnya. Dan bentuk bangunannya juga menarik, atap langit langitnya model melengkung gitu. Seperti biasa, untuk kenang-kenangan, nggak lupa buat beli 1 pack kartu pos dengan gambar ciri khas kota Saigon.
***
Didekat rumah saya, masih bertahan dari zaman saya sekolah sampai sekarang yaitu kantor pos. Memang sudah nggak serame dulu, palingan saya kesana kalau lagi butuh buat beli materai saja. Dan pegawai yang seringnya saya temui ya mbak mbak muda gitu, kalau dulu kan masih bapak bapak yang jaga hehe. 

Dan kantor pos ini ramenya juga kalau lagi ada pengambilan bantuan pencairan sepertinya, pagi-pagi berangkat ngantor di depan kantor pos sudah terpasang tenda gede-gede dan lumayan bikin macet. Ternyata kantor pos masih berjaya.




3 Role Model Blogger

$
0
0
blog panutan


Gimana awalnya saya bisa bikin blog? Lalu kenapa saya memutuskan untuk punya sebuah blog? Semua itu berawal karena pengen punya online shop dan akhirnya terbelilah buku-buku cara membuat blog. 

Selain itu, karena sudah terpisah dengan para sohib saya di Kota Malang dan harus balik kampung ke Jember. Jadi saya dan salah satu sohib memutuskan untuk membuat blog. Tentu saja saat itu tujuan saya hanya ingin sharing cerita dari hasil explore dunia per-nongkrongan atau tempat makan, review buku yang menurut saya menarik sampai soal cerita keseharian yang gitu-gitu saja.

Jadi nih, awal-awal ngeblog dulu, saya punya banyak blog yang menjadi role model dalam dunia tulis menulis, yess because I like journalism. Sayangnya kerja di bidang Media nggak tercapai, jadi terlampiaskan melalui blog saja.

Siapa saja mereka, yuk mari dibaca bersama-sama :

1. Marischka Prudence
Ada yang pernah dengar namanya?
Mbak Marischka yang biasa dipanggil Mbak Prue ini, adalah mantan presenter berita Metro TV yang akhirnya memilih memantapkan karirnya di dunia travel blogger. Teman-temannya Mbak Prue saat itu juga nggak jauh-jauh dari Almarhum Blogger Mas Cumi Lebay. Yaampun saya sendiri belum pernah ketemu sama Mas Cumi tapi berasa sudah kenal lama banget, saking seringnya guyon diblog.

Balik lagi kenapa saya menjadikan Mbak Prue sebagai role model dalam blogging saya?

Selain karena informasi di blognya yang padat banget dan juga tips-tipsnya yang menarik, tentu saja karena saya suka style dia berbusana. Itu juga karena saya sendiri demen dengan dunia per-fashion-nan. Jadi kalau intipin blognya Mbak Prue ini, saya suka sama padu padan pakaiannya dan nggak saltum gitu. Apapun occasionnya kok ya cocok kalau diperagakan sama Mbak Prue.

Blog Marischka Prudence ini memiliki tagline “Life is An Absurd Journey” . Pas lah sama gaya blog yang diusungnya.

Dengan membaca blognya Mbak Prue ini, saya juga belajar gimana menulis sebuah informasi yang menarik dan tentu saja bermanfaat buat pembaca blog.

2. Debbzie Leksono
Ngomongin traveling, nggak jauh-jauh lagi yang namanya Mbak Debbzie. Blognya Mbak Debbzie ini sebagian besar menggunakan bahasa Inggris dan bertempat tinggal di Malang Jawa Timur.

Judul blognya sendiri adalah “My Time Capsule” dan yang bikin saya wow banget ketika membuka blognya adalah pengalamannya Mbak Debbzie di banyak negara. Kayaknya semua negara sudah dijajaki. Sayangnya saat ini blognya sudah lama nggak ada update terbaru.
blog favorit


3. Diana Rikasari
Yuhuuu, siapa yang sudah pernah baca bukunya?
Aku dong belum hahaha. 

Lupa gimana cerita persisnya bisa nyasar ke blog “Hot Chocolate & Mint”. Sepertinya karena pada awal tahun 2000-an, nama Mbak Diana ini sering wara-wiri di majalah. Jadi aku kepoin deh blognya. 

Yang saya suka dari baca-baca blognya adalah she’s an easy going girl. Ditambah lagi mbak Diana ini suka padu padan fashion juga dan tema blognya waktu awal-awal dulu yaitu colorfull minimalis. Terus mbaknya ini kan kuliah di Malaysia, jadi sebagian besar isi blognya adalah berbahasa Inggris.
blog kesukaan


Penyampaian opininya bisa dibilang mirip seperti Mbak Awl atau Kak Rahul ya. Ehmmm sepertinya begitu.

Dan mbak Diana ini orangnya kreatif banget nget, suka bikin DIY Fashion atau barang-barang pajangan yang unik-unik. Saya sampai heran sendiri, kok ya nemu gitu idenya. Bahkan sampai membuka bisnis sepatu dan lini pakaian sendiri. Pengen ketularan juga nih suksesnya sampai ke luar negeri kayak Mbak Diana jadinya.

Jadi meskipun bahasa Inggris saya nggak baik-baik amat, entah kenapa blog yang saya baca sebagian besar berbahasa Inggris, untungnya penggunaan kalimatnya masih mudah dipahami hahaha.

Blog urutan ke-4 selanjutnya sebenarnya masih banyak lagi, apalagi makin banyak teman-teman blogger yang beragam, sukakkk. Sebut saja Mbak Tamara Karenino Creameno, Mbak Fanny dengan Dcatqueen-nya, Mbak Reyne, Mbak Nita dengan Gembul Kecilnya, Peri Kecil, Mbak Jane, Pak Anton, astagahhh nggak cukup kalau diceritain di satu post ini. Semua teman-teman blogger saya mah keceh-keceh semua. Tentu saja saya banyak belajar dari mereka semua.

Karena tulisan ini diikutkan dalam CR Challenge #3 jadi saya hanya bercerita 3 saja dulu ya.

Mau baca-baca cerita teman-teman yang lain dulu ah..






Es Alpukat Kocok

$
0
0
Jadi beberapa bulan lalu, teman di komunitas Jember Runners lagi gencar-gencarnya broadcast usaha barunya di bidang minuman, yaitu es alpukat kocok. Selama ini menu es alpukat yang dijual rata-rata disebutnya cukup dengan es alpukat, gitu saja.

Dan campurannya biasanya ada beberapa pilihan, mau dengan tambahan daging kelapa muda atau pure alpukat dengan tambahan susu krim coklat.  

Akhir-akhir ini cukup ramai juga jualan es alpukat dengan embel-embel kocok. Menurut saya sendiri, es alpukat yang biasa juga sudah dikocok cuma nggak sampai hancur yang halus-halus banget gitu.

Bagi yang mungkin belum tahu seperti apa penampakan es alpukat kocok, ini dia wujudnya.
cara membuat es alpukat kocok

Dan pertama kali cobain usaha minuman punya teman ini, rasanya enakkk, beneran deh. Pas dinikmatinya siang-siang ketika jam istirahat kantor. Teman-teman kantor saya pada cocok semua, sampai pernah order sampai dua kali.

Untuk rasa manisnya pas, nggak manis-manis banget juga. Mungkin karena ini rahasia dibalik pembuatannya.
membuat alpukat kocok

es alpukat

menu alpukat kocok

Zaman sekarang lagi musim tambahan topping kan biasanya. Nah, begitu juga dengan usaha minuman, meskipun di mall pasti akan ditanya "mau tambahan topping apa kak".
Entah itu mau nambah topping keju, coklat, oreo, apapun itu. 

Sebenarnya gampang ya bikin es alpukat sendiri, tapi kadang males mau gerak ke pasar hahaha, kayaknya bikinan orang lain kok lebih enak gitu 🤣



Icip-Icip Brownies Goodman Kitchen

$
0
0
Siapa yang nggak mau nolak kalau disuguhi jajanan berupa brownies?

Semua nggak bakalan nolak pastinya ya. 

Kali ini saya kena racun lagi dari teman blogger, yess waktu pertama kali baca postnya Mbak Reyne yang membahas brownies dari Goodman Kitchen, saya kok jadi pengen ya.

Lalu beberapa hari kemudian saya kembali main-main ke rumah mayanya mbak Yuniari, lahh kok juga lagi ngomongin si brownies Goodman Kitchen.

Apalagi dalam satu kemasannya terdapat 4 box kecil dengan topping yang berbeda. Tanpa ba bi bu lagi, saya langsung ambil handphone dan kepo-in sosial medianya untuk mencari tahu produk-produknya. 

Dan kok ya kebetulan di bulan Maret lalu, ada promo 2 box hanya bayar 55ribu saja. Amazing kan. Otomatis saya nggak melewatkan promo baik ini.

Chat dengan ownernya juga ditanggapi dengan ramah dan fast response juga.

Tentu saja hari Minggu pagi itu menjadi hari yang sumringah buat saya karena berhasil  membeli brownies yang sudah dibilang wenak sama mbak Reyne.

Icip-Icip Brownies Goodman Kitchen
Jadi, dalam satu box browniesnya terdapat 4 wadah kotak kecil-kecil dengan topping yang berbeda-beda, ada topping oreo, ada keju, kacang dan cookies. 
kue-brownies


Tentu saja saya nggak kemaruk menikmati 2 box brownies ini sendirian, jadi saya bagi-bagikan ke teman kantor juga supaya bisa ikutan ngerasain gimana enaknya brownies Goodman Kitchen ini.
brownies goodman kitchen


Biasalah ya kalau yang makan anak cowok, dalam hitungan sekian menit sudah habis duluan. Dan gimana respon teman-teman saya?

“enakkkkk”, itu ujarnya

Lumayan nih si brownies jadi camilan saya siang itu di meja kerja. Mungkin next time pengen cobain keripik brownies dari Goodman Kitchen.

Ada yang pernah kena racun dari teman blogger juga nggak nih?


Goodman Kitchen 
IG : goodman_kitchen


Tiket Taman Safari Bogor, Bisa Dibeli Online Lho

$
0
0
Tiket Taman Safari Bogor kini hadir secara online. Hal ini berarti bahwa untuk bisa masuk ke tempat rekreasi yang berlokasi di Bogor tersebut tidak perlu mengantri dan bergerombol untuk membeli tiket. Sebab mendapatkan tiket bisa dilakuakn dari rumah yaitu melalui transaksi online. Kini Anda hanya tinggal masuk ke situs Taman Safari Bogor untuk bisa menentukan jadwal pemberangkatan dan juga banyaknya peserta kunjungan. Setelah itu Anda bisa melakukan pesanan tiket sekaligus melakukan pembayaran langsung pada saat itu juga. 

Keuntungan Beli Tiket Online
Praktis dan instan
Berbagai keuntungan bisa didapatkan oleh setiap orang yang bersedia membeli tiket melalui transaksi online. Termasuk pula tiket untuk masuk ke tempat wisata Taman Safari bogor yang menyuguhkan pemandangan satwa liar dan juga beraneka ragam tanaman. Membeli tiket ke tempat rekreasi Taman Safari secara online akan menguntungkan Anda sebab pembelian tiket tersebut jadi lebih praktis. Setelah melakukan pembayaran secara online maka Anda saat itu juga sudah bbisa mengantongi tiket. jadi proses pemesanan dan pembelian tiket serba instan.
 
Bisa disertai promo atau diskon
Keuntungan selanjutnya dari pembelian tiket via online adalaha danya harga yang lebih murah. Mungkin saja pengguna internet memiliki voucher promo sehingga saat melakukan pembelian tiket tentunya promo tersebut bisa digunakan. Maka saat melakukan transaksi pembelian tiket bisa dimasukkan pula voucher promo tersebut. Tentunya harga tiket nantinya akan menjadi lebih murah dari harga normal. Maka berisata bisa jadi lebih murah dan menyenangkan. 



Lebih aman
Beli tiket untuk berkunjung ke tempat wisata secara online juga memberikan keuntungan lainnya. Keuntungan tersebut tentunya adanya jaminan keamanan bagi siapa saja yang melakukan pembelian tiket online. Sebab pembelian tiket bisa dilakukan hanya dari rumah. Bahkan pembeliaannya bsia dilakukan pada saat santai atau pada saat menjelang tidur dan bahkan di sela-sela kesibukan kerja. Jadi Anda tidak perlu mengantri untuk mendapatkan tiket masuk. 

Lebih hemat waktu
Dengan adanya fasilitas pembelian tiket online maka nantinya setiap ornag bsia melakukan pembelian tiket dalam waktu yang sangat singkat. Bahakan proses pembelian tiket bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik saja. Aktivitas pembelian tiket ini sudah pasti tidak akan menyita waktu Anda yang begitu berharga. Maka tak heran bila sekarang ini semakin banyak orang yang selalu membeli tiket secara online karena hal ini berhubungan pula dengan tujuan menghemat waktu. 

Perencanaan lebih matang
Keuntungan terakhir yang bisa diperoleh saat membeli tiket online adalah adanya perencanaan yang lebih matang. Berkunjung ke tempat wisata bisa ditenukan dan jadwalnya bisa diajukan secara online. Maka Anda bisa mempersiapkan segala kebutuhan untuk rekreasi dari jauh-jauh hari. Berwisata ke Taman Safari Bogor akan jadi lebih terasa nyaman. 

Tiket Taman Safari Bogor yang kini bisa didapatkan secara online memang memberikan banyak hal positif pada masyarakat luas. Siapapun kini bisa berkunjung ke Taman Safari Bogor dengan lebih merasa aman dan mudah.

Tentunya fasilitas berupa pembelian tiket online ini sangat menguntungkan bagi banyak orang. terutama bagi sekumpulan orang yang memang sedang membutuhkan rekreasi dan ingin berkunjung ke Bogor. 

Taman Safari Bogor akan menjadi tempat rekreasi yang paling mengesankan di Bogor. Maka dari itu jangan sampai tempat rekreasi yang satu ini terlewatkan saat Anda berkunjung ke Bogor. 

Fall in Love with Bubusi Cafe & Gallery Jember

$
0
0
Datang ke café karena foto makanan yang diupload di sosial medianya sungguh estetik, itulah yang saya lakukan beberapa waktu lalu. Awalnya teman mengirimi foto waffle di postingannya Bubusi ini dan memang dari dulu kalau saya dan sohib lagi pengen menikmati waffle di Jember, susah menemukan dimana tempat yang enak dan nggak semua café menyediakan menu waffle.

Dengan dasar penasaran akan rasa waffle di Bubusi inilah, akhirnya saya dan sohib memutuskan ke sana.

Bubusi Café ini berada di area Apartemen Jember Town Square. Nggak hanya satu dua café saja disini, cukup banyak tenant makanan tersedia, seperti Quali. Kalaupun mau mencari tenant masakan rumahan juga ada banyak pilihan.

Dan setelah saya membuka pintu Bubusi, agak kaget juga, ternyata Bubusi Café ini berkonsep café dan home décor gitu. Waktu kepoin sosial medianya juga nggak ngeh dengan konsep dari café ini meskipun sudah ditulis keterangan di profilnya “Café & Home Décor Gallery”.

Dari pintu masuk, saya sudah disambut beberapa pajangan botol hand soap merk Bath & Body Works dan beberapa lilin aromatherapy.
bubusi cafe

Area Bubusi Café
Untuk area indoor memang nggak terlalu luas, karena beberapa sudut ruangan dialihfungsikan sebagai tempat berdirinya rak-rak pajangan property home décor. Di area indoor hanya terdapat 3 – 4 meja dengan ukuran kecil saja. Dan beberapa kursi tinggi dengan model café bar gitu.
jember town square

interior-cafe-bubusi

interior-bubusi

Jika pengen menikmati semilir angin, bisa memilih area outdoor. Nah, di area outdoor ini cukup banyak tersedia meja dan kursi.

menu di bubusi


Seperti sedikit cerita saya diawal, cafe ini juga berkonsep home decor. Jadi lumayan lah buat tempat cuci mata, juga melihat pajangan beberapa skincare atau sheet mask dan beberapa wadah dari rotan yang menarik. Nggak salah kalau akhirnya saya beli juga tatakan gelas dengan menggunakan voucher potongan harga sebesar 10ribu yang saya dapatkan dari mbak mbak pegawainya ini ketika akan membayar.
menu bubusi
Pilihan kursi ala cafe yang tinggi gitu


Saatnya Icip-Icip
Kaget dong pas liat menunya, banyak banget listnya. Ada minuman non coffee ataupun coffee, salad aneka pilihan, makanan berat sampai side dish juga ada.

Dan ternyata, menu sebanyak itu bukan hanya buatan tim dari Bubusi Café tapi diambil dari tenant lain di sekitar Foodpedia-nya Jember Town Square ini. Tahunya pun setelah saya melakukan pembayaran di akhir.

Kunjungan pertama saya kesini, hanya bertiga dan siapa sangka ternyata dua meja kecil yang kita gabungkan memuat begitu banyak makanan yang kita pesan. Intinya meja full sama makanan.
pilihan makanan bubusi


Saya sendiri memesan minuman Galaxy yang entah apa itu dan kata mbak pelayannya enak bin seger, yawes saya pesen itu saja plus toast dan churros.
churros
churros

Pertama icip yaitu churros karena dia yang datang duluan dannn omaigoddd empuk banget adonannya, empuk tapi bisa kerasa renyah gitu waktu dimakan. Ini gimana bikinnya ya. Saya pun langsung menyuruh sohib buat icipin, dan ternyata respon sohib juga sama

“ehhhmm enakkk”, katanya

Baru ini nemu churros di Jember yang menurut saya pas enaknya.

Menu saya selanjutnya yaitu toast dengan tambahan topping es krim. Waktu icip rotinya pertama kali, omaigoddd lagi lagi gurih banget rotinya, tebel pula. Awalnya pas tadi pesan, saya mengira palingan rotinya biasa saja, kayak di café-café umumnya gitu.
roti bakar bubusi


Ternyata dugaan saya salah.

Lanjut icipin minumannya, minuman Galaxy yang saya pesan ukurannya nggak tanggung-tanggung juga, mungkin karena efek gelasnya yang double gitu, jadi keliatan gemuk saja. Soal rasa gimana? Sudah pasti segerr poll, saya nggak nyangka kalau seseger itu dan seenak itu. Lupa campurannya apa saja di dalam segelas Galaxy ini, seperti ada rasa jeruknya juga tapi nggak asam. Pas aja perpaduannya.
galaxy
Minuman Galaxy


Seperti biasa kalau kita pesan banyak, nggak afdol kalau nggak icip punya teman hahaha. Burger yang dipesan sama adik sohib saya ini, rasanya wenak, rotinya empuknya pas dan kentang gorengnya juga enak.

Dan icip lagi ke waffle-nya, yaampunnn enak juga, sampai sohib nggak bisa ngomong apa-apa lagi saking enaknya menurut dia. Tekstur wafflenya nggak terlalu kering, empuk dan lembut.
waffle


Ngomongin makanan enak pasti ujung-ujungnya nanya harga kan. Kunjungan saya yang pertama kali dengan jumlah 3 orang dan tiap orang pesan menu lebih dari 1, hanya mengeluarkan kocek untuk total 3 orang sebesar 100ribuan. Dan itu bikin sohib saya "shock"

"Nih tempat murah bener ya, nggak salah itung apa", katanya 

Nah lho apalagi saya

menu di bubusi

pilihan minuman bubusi


Malam itu, ketika perjalanan pulang, saya dan sohib masih membahas menu-menu di Bubusi ini dan intinya semua menu yang kita pesan “NO FAILED”. Enak semuaaa

Dan baidewei, sejak suka sama menu-menu di Bubusi ini, beberapa waktu kemudian, saya dan sohib balik lagi nongkrong di tempat ini dari siang sampai malam hahaha, parah banget yang kedua ini, saking lamanya juga. Dan mbak mas pegawainya sudah tahu kita, jadi sudah agak akrab gitu.

Lagi-lagi menu berbeda yang kita pesan juga nggak ada yang failed, kita pesan makanan berat pun yang notabene bukan dari tim Bubusi yang buat, tetap enak.

Kalau ada teman nanya nih, saya bakalan rekomendasikan ke Bubusi saja, tempatnya nyaman dan menunya enak.


 
Bubusi Café & Gallery
Jember Town Square
IG : bubusi_cafegallery
 
 
 
 
 

Postcrossing Series : Drama Kartupos

$
0
0
Artikel ini adalah seri kedua dari cerita lanjutan event postcrossing kemarin.

Jadi ketika saya memutuskan untuk ikutan meramaikan gelaran postcrossing ke teman-teman blogger, pengennya mau kirim kartupos dengan tema yang nggak biasa. Tema nggak biasa yang dimaksud adalah kartupos dengan desain sendiri. Untung Lia dan mas Vay memberikan waktu sebulan, coba kalau nggak sebulan, nggak keburu kayaknya  🤣

Hari-hari berlalu ternyata belum sempat juga dikerjakan lantaran sok sibuknya sama kerjaan dan ini itu. Awalnya, ke-17 teman partisipan ini mau saya kirimi kartupos dari koleksi saya yang dibeli ketika traveling, seperti koleksi dari Universal Singapore, Vietnam atau koleksi yang saya beli dari penginapan Pak Blasius Monta di Waerebo Flores. Ketika diitung-itung jumlahnya, lah kok kurang hahaha.

Pokoknya, waktu itu maunya kirim kartupos dengan satu tema, karena demen traveling, maunya gambarnya mengenai tempat wisata gitu, tapi bingung juga tempat yang kayak gimana yang dimau. Mohon maaf anaknya sok perfeksionis wkwkwk.
kartupos


Nah, karena traveling nggak afdol kalau nggak kulineran, jadi kepikiran juga untuk mengirimkan kartupos dengan tema makanan saja. Sekarang, nambah lagi PR nya, mau bikin dengan desain sendiri atau mau beli. Lama banget mikirnya soal ini.

Dan nggak terasa waktu sudah berjalan hampir 2 minggu dan saya belum memutuskan desain kartuposnya. Sampai akhirnya, saya putuskan untuk cari melalui online saja tapi tentunya dengan gambar-gambar dan desain yang nggak biasa. 

Kirim-kirim Kartupos
Setelah kiriman kartupos datang, nggak langsung hari itu juga saya kerjakan untuk menulis 17 kartupos. Kartupos kosongan itu masih saya biarkan begitu saja sampai beberapa hari. Karena sudah hampir mepet banget sama deadline, satu dua kartupos dicicil dulu pelan-pelan dan bingungnya lagi mau nulis apaan kalau space di kartuposnya kecillll banget hahaha.

Dan waktu mbak Eno cerita kalau tulisannya mengenai hal-hal yang dialami hari itu, ya sudah saya ikutan juga plus ditambah cerita-cerita nggak jelas tapi yang seru-seru saja.
pengiriman perangko


Kelar urusan menulis 17 kartupos selesai, saatnya mencari waktu yang tepat untuk ke kantor pos. Urusan kantor pos ternyata bukan urusan mudah juga. 

Hari pertama ke kantor pos sepulang kantor, pegawai dibagian front office-nya bilang kalau stok perangkonya nggak ada dan disuruh balik lagi besok pagi, karena yang pegang stok perangko adalah bagian kasirnya.

Nggak sempat besok paginya, akhirnya hari Minggu siang balik lagi ke kantor pos. Sampai kantor pos, ehhh sudah tutup gara-gara datangnya terlalu siang jam 1 lebih hahaha.

Besok malamnya sepulang kantor lagi, mampir ke kantor pos dan hanya menemukan beberapa perangko saja, jadi hanya kirim 2 sampai 3 kartupos saja saat itu. 
kantor pos indonesia


Dan lagi-lagi disuruh balik ke kantor pos besok paginya. Besok paginya, setelah absen kantor, terpaksa langsung cabut tanpa pamitan sama orang kantor buat belain ketemu sama bagian kasirnya.

Dan jam 8.30 pagi itu, saya langsung nemuin bagian loket atau front office-nya dan hanya menemukan beberapa perangko lagi. Dan akhirnya hanya bisa kirim mungkin sekitar 6-7 kartupos saja. 

Yang bikin senewen nih, saya sampai berpikir 

“Enak banget ya pegawai kantor pos jam segini belum datang, memangnya jam kerjanya suka-suka ya”

Nggak habis pikir, pas ditanya kemana kasirnya, dibilang belum datang. Dan disuruh balik lagi siang ketika jam istirahat kantor.

Sudah pasti kalau pas jam istirahat malah susah ditemuin, iya nggak.

Besok-besoknya, mampir lagi ke kantor pos entah sepulang kantor atau ketika pas weekend dan tentu saja nggak semudah itu mendapatkan perangko.

Sampai hampir akhir bulan, masih ada kurang lebih 3 kartupos yang belum saya kirimkan. Mepet banget kan 🤣

Dimana saat itu, saya masih ada urusan keluar kota di Malang dan Blitar dan malah kepikiran mau kirim saja kartupos itu dari kantor pos Malang dan ternyata juga nggak keburu.

Besoknya lagi pas sudah tiba di Jember, mencoba balik lagi ke kantor pos dan untungnya perangko yang disimpan mbak front office-nya masih mencukupi untuk mengirim kartupos sisanya.

Akhirnya semua kartupos sudah terkirim meskipun harus dibagi menjadi 3 part pengiriman. Dan senangnya waktu teman-teman menginfokan kalau kartupos saya mendarat dengan sempurna.

Sampai tulisan ini terbit, belum ada satu kartupos pun yang saya terima. Pengennya kayak mbak Fanny gitu, terima kartupos langsung semuanya hahaha.

Gimana teman-teman yang kemarin terima kartupos dengan isi curhatan saya, nggak sampai mual-mual kan ya?

Baidewei, project postcrossing ini memang seru, jadi teringat keseruan waktu saya kecil dulu yang nggak asing sama kirim-kirim kartupos ke majalah, ke artis-artis cilik waktu itu, ke sahabat pena juga.

Apalagi keberadaan perangko saat ini sepertinya sudah agak dilupakan juga sama anak-anak generasi gaul sekarang. Tahunya mereka ke kantor pos buat mengirim paket atau surat lamaran kerja saja mungkin.

Jadi, kapan teman-teman terakhir kirim surat dengan perangko?






Promo Day

$
0
0
Pas baca postingan Lia yang Good Day, yang mana Lia cerita kalau mending memanfaatkan promo diskonan di aplikasi Gofood, langsung teringat sama cerita yang dialami diri sendiri.

Jadi, ketika saya janjian sama sohib di mall tepatnya di KFC, saya datang duluan dan akhirnya pesan menu makan lebih dulu. Biasanya nih, saya kalau pesan makanan paling sering langsung melihat ke papan menu yang dipajang. Kecuali kalau di Burger King, saya lebih sering memperhatikan promo mereka di sosial media.

Karena anaknya males ribet, seperti biasa kalau pesan serba chicken chicken begini, palingan yang dipilih hanya sebatas nasi, ayam dan minuman. Itu saja. Untuk total yang saya bayar kurang lebih hampir 40ribu waktu itu.

Satu jam kemudian, si sohib datang dan giliran dia sendiri sekarang yang pesan. 
Taraaa pas pesanannya datang, malah ada model bento yang sepaket same sup nya kalau nggak salah. Pokoknya lumayan juga porsinya. 

Iseng nanya dong, ehhh ternyata dia pesan sambil menunjukkan daftar menu yang ada di Gofood, kok ya saya nggak kepikiran sampai kesana sih hahaha.

Dan total pesanan sohib sendiri adalah mungkin 30ribuan, lebih murah punya sohib daripada punya saya sendiri. Wew

Besok-besoknya coba datang ke KFC lagi dan maunya pesan menu yang sama seperti punya sohib. Ehh sudah nggak ada dong menu itu di daftar Gofood. Apes bener.
***
Beberapa hari lalu, pengen berbuka puasa sama yang seger-seger, jadilah saya ke mall buat nyari minuman Changtea saja sebenarnya. 

Karena nanggung kalau cuman beli minuman saja, akhirnya saya putuskan masuk ke KFC setelah melihat antrian di Burger King yang cukup panjang. 

Sejak kejadian sama sohib, kalau masuk KFC buka dulu aplikasi Gofoodnya dan mencoba mencari pilihan menu dari sana. Dan ternyata, paketan makanan yang seperti sohib sudah ada lagi, nggak pakai banyak mikir langsung order dong. 
kfc


Ngomongin promo makanan lagi, pas jam istirahat kantor, absen masuk ke Indomaret karena mau ke ATM, kebetulan Indomaret dekat kantor saya adalah tipe Indomaret Point yang ada cafenya.

Ketika mencoba mendekati papan akrilik di dekat meja kasir café Pointnya untuk melihat promonya, ehh si mbaknya dengan gencarnya nawarin minuman yang memang saat itu lagi promo 50%. Kena rayuan 50% kan langsung gimana gitu bawaannya, antara iya atau enggak.

Ehh teman malah nyeplos “udah pesen aja wes”

Ya sudah akhirnya saya dan teman-teman akhirnya beli juga minuman yang saat itu ditawarkan, yaitu semacam cincau brown sugar gitu.

Sebenarnya saya sendiri nggak terlalu doyan brown sugar, tapi karena pengen minuman yang dingin, yaweslah dinikmati. 
brown sugar

Racun promo di Indomaret lainnya adalah ketika menu chicken ala KFC sudah hadir di Indomaret dekat kantor saya ini. Dengan harga 10ribu sudah dapat nasi plus ayam yang lumayan gede juga. Jarang banget nemu paket ala KFC dengan harga 10ribu. Soal rasa, jangan berexpetasi terlalu tinggi juga, so so lah.

Kira-kira promo apa lagi ya yang menarik? Teman-teman ada yang sering memanfaatkan promo nggak? 

Dari sekian banyak promo yang ada, ada satu promo yang belum pernah saya temui yaitu “beli motor satu gratis satu” #plakk

Rasakan Kemudahan Pengajuan Kartu Kredit Online

$
0
0
kartu kredit


Sekarang ini mau keluar rumah bawaannya pasti was-was kan. Jangankan ke pusat perbelanjaan, pergi ke bank setiap hari Senin yang biasanya selalu ramai nasabah, rasanya malas. Tapi kalau urusan perbankan, memang susah kalau harus dipending, dari yang urusan ke teller sampai ke bagian Customer Service. Melihat keramaian dan antrian nasabah di bagian Customer Service yang biasanya membuat saya urung menuju meja Customer Service. 

Apalagi nih buat nasabah yang ingin mengajukan pembuatan kartu kredit. Petugas Customer Service pasti akan meminta data-data pribadi dan memerlukan tanda tangan kita juga. Flashback sedikit soal dunia perbankan, beberapa tahun lalu untuk mengajukan pembuatan kartu kredit pasti secara konvensional. Calon nasabah bertemu dengan tim marketing dan menyampaikan data-data pribadi, kemudian selang beberapa hari akan ditelepon dari perwakilan pihak bank untuk melakukan klarifikasi data. 

Kalau sekarang, semuanya serba digital, jadi nggak hanya membuka rekening saja yang bisa online, mengajukan kartu kredit juga bisa online. Dan cara untuk pengajuan kartu kredit online terbaik hanya dengan membuka satu platform saja.

Kenalan dengan CekAja
Platform keuangan yang memudahkan calon nasabah untuk mengurus kartu kredit, kredit pemilikan rumah ataupun asuransi adalah melalui website CekAja.com.

Jadi, CekAja.com ini adalah Financial Martketplaces yang berada dibawah naungan PT. Puncak Financial Utama dan pastinya sudah terdaftar juga di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Semua informasi yang diperlukan calon nasabah disediakan di satu portal ini, praktis kan. 

Layanan di CekAja.com juga didukung oleh tenaga professional dan berpengalaman di bidang financial, teknologi dan asuransi. Selain itu, CekAja.com juga didukung oleh mitra bank terbaik dan lembaga asuransi terpercaya di Indonesia.

Apa itu Kartu Kredit terbaik?
Calon nasabah diharapkan jangan asal pengajuan kartu kredit, perlu perbandingan juga antara kartu yang satu, bank yang satu dengan bank yang lainnya. Kartu kredit terbaik adalah kartu yang memberikan kualitas dan penawaran segudang fasilitas sekaligus manfaat untuk penggunanya. Kartu ini biasanya dilengkapi dengan berbagai fitur menarik seperti gratis iuran tahunan, limit besar sampai dilengkapi dengan asuransi kesehatan maupun asuransi perjalanan.

kemudahan kartu kredit


Tapi tetap kudu diingat, penggunaan kartu kredit juga harus dikontrol jangan sampai kebablasan.

Cara Pengajuan Kartu Kredit Online
Pastinya siapkan dulu data diri seperti kartu identitas terlebih dulu. Cara paling mudah, adalah melalui fintech CekAja.com saja.

  1. Buka situs www.cekaja.com/kartu-kredit
  2. Pilih jenis kartu kredit yang dibutuhkan dan diinginkan, mulai dari rewards, promosi, biaya admin
  3. Kemudian, akan muncul pilihan kartu kredit sesuai dengan bank yang dipilih
  4. Pilihan kartu kredit akan memberikan beberapa deskripsi, dari biaya tahunan, bunga sampai keunggulan kartu tersebut
  5. Jika sudah tertarik dengan salah satu produk, tinggal klik “Ajukan Sekarang”
  6. Langkah selanjutnya, tinggal mengisi data yang tersedia mulai dari nama, tanggal lahir, nomor handphone dan lain-lain. Lalu klik “Ajukan Sekarang”
  7. Setelah itu, kita tinggal menunggu waktu saja, kurang lebih satu hari kerja dan telesales CekAja akan menghubungi kembali.
Keuntungan Pengajuan Online
Proses online tentu saja memudahkan bagi siapa saja yang merasa nggak punya waktu untuk mampir datang langsung ke bank. 

Lalu apa saja sih keuntungan kalau mengajukan permohonan via online?
keuntungan kartu kredit online

Lebih hemat
Nah, tentu saja bagi yang merasa nggak memiliki banyak waktu untuk datang sendiri ke bank, langkah pengajuan secara online adalah suatu pilihan yang baik.
Kita cukup duduk manis sambil ber-smartphone ria atau melalui laptop untuk mendaftar secara online

Dan karena dikerjakan secara online, kita nggak perlu mengeluarkan ongkos transportasi, terutama bagi yang belum memiliki kendaraan pribadi.

Lebih aman 
Sistem online dikenal aman jika dibandingkan dengan datang langsung ke bank. Semua syarat dokumentasi yang diperlukan, nggak harus dibawa ke bank. Jadi, di rumah cukup mengisi data via computer saja. Hal ini tentu saja membuat barang bawaan seperti dokumen tadi  ke bank menjadi lebih ringkas.

Proses cepat
Yess, karena nggak perlu pergi ke bank, maka proses pengajuan kartu kredit secara online memangkas banyak waktu. Calon nasabah hanya duduk diam dan semuanya sudah dikerjakan oleh tim Customer Service. Jadi, kita nggak perlu antri menunggu panggilan dari customer service.

Gimana? Simple kan kalau serba online begini. Tinggal leha-leha saja dirumah dan biarkan tim dari telesales yang bekerja. Nggak perlu takut lagi untuk bertransaksi melalui online, karena melalui website https://www.cekaja.com/kartu-kredit dijamin aman.

Jadi, sudah punya pandangan mau kartu yang mana nih?






 



Strong Life

$
0
0
jalan


Di kalangan keluarga, bisa dibilang saya ini adalah “anak jalanan”. Sedih?  Nggak juga sih, selama belum dihapus dari daftar nama Kartu Keluarga.

Maksud anak jalanan tadi adalah karena saya jarang berada dirumah, entah itu pas weekend atau libur panjang. Kalau ada tanggal merah di tengah-tengah minggu, bawaannya sudah pengen kabur kemana gitu.

Sekilas, makna “anak jalanan” terkesan berkonotasi negatif. Anak jalanan mungkin akan diidentikkan dengan mereka anak punk dengan baju khas warna hitamnya, celana sobek-sobek, gelang motif paku warna silver dan ngomongnya kasar. 

Tapi, apakah anak jalanan semua memiliki sifat nakal seperti itu? Nggak juga. Kejadian yang cukup sering saya lihat adalah adanya anak jalanan seumuran mungkin kelas 4 atau 5 SD, siang-siang dibawah panasnya sinar matahari, berjualan jajanan atau koran di titik-titik lampu merah. Siapa sangka, mereka sepulang sekolah masih harus bekerja membantu orang tua untuk biaya tambahan hidupnya.

Lalu, gimana dengan anak trek-trekkan atau pembalap liar. Jelas, kalau mereka yang doyan kebut-kebutan di malam hari dan beraninya kenapa malam hari, karena mereka merasa bebas dan lebih tertantang menunjukkan kemampuan dirinya saat dini hari. Herannya, kenapa kalau doyan balapan nggak daftar aja ikutan club balap yang lebih professional, siapa tahu bisa jadi Valentino Rossi versi Indonesia. 

Kalau begini, jelas image anak jalanan nakal melekat di diri mereka. Giliran dirazia kalang kabut ngebut kesana kemari menghindari petugas.

Apakah saya sendiri “seliar” mereka jika dikenal dengan sebutan anak jalanan. Hohoho

Proses menjadi seorang “anak jalanan” bagi saya juga nggak “mudah”, nggak ada latihan khusus untuk menjadi anak jalanan. Semua berjalan begitu saja sampai saat ini.

Lupa kapan tepatnya saya berani untuk bepergian jauh, tapi sejak kuliah juga sudah jauh dari rumah bertahun-tahun. Dasar anaknya yang ingin mengetes seberapa tinggi tingkat keberaniannya, jadi ya asal nekat saja kalau mau pergi-pergi.

Nekat juga nggak ngasal, perlu pertimbangan dan survey sana sini. Pasti ada rasa cemas atau takut, bahkan sampai berpikir ulang untuk menentukan jadi nggaknya berangkat.

Seperti misal, saat saya mau ke Jogyakarta naik bis, jujur kalau naik sendiri ke Jogya waktu itu belum pernah, jadi nanya dulu ke Bapak nanti turunnya dimana kalau nggak ingin sampai terminalnya. Cuma diberi ancer-ancer, setelah belokan di bawah jembatan layang. Jadi, waktu sudah masuk Jogya sudah mulai pasang indra penglihatan dengan sebaik mungkin atau minta tolong kondektur buat mengingatkan.

Waktu masih jadi anak kuliahan, sudah sering keluar masuk terminal atau stasiun dan melihat sendiri seperti apa kehidupan di dalam terminal yang kadang terlihat “menyeramkan”. Seperti yang nggak bisa membedakan mana tampang copet dan mana tampang orang yang baik. 

Dari kerasnya dunia luar itu, otomatis membuat saya juga jadi lebih keras untuk menghadapi orang asing. Pernah kejadian waktu kuliah ini, ketika saya dikerubungi calo penumpang di terminal Bungurasih, padahal sudah jelas-jelas saya menolak mengikuti mereka, dengan enaknya pantat saya ditepuk. Kurang ajar sekali. Beraninya main keroyokan euy.  Jadi sejak itu, kalau misal saya ke terminal Bungurasih lagi, sikap saya “jahat”. 

Sekeras itukah hidup di jalan sampai bersikap ngawur sama orang lain?

Momen menjadi “anak jalanan” ketika jauh dari rumah adalah ketika melewatkan sholat Idul Fitri di lokasi traveling. Lupa berapa kali saya nggak pernah melaksanakan sholat Idul Fitri dirumah. Justru kalau saya berada dirumah ketika lebaran, saudara-saudara pada heran semua? 

Pasti mereka akan bertanya 

“Lhoo kok dirumah?”

Sampai segitunya mindset saudara-saudara, kalau saya biasa “ngaspal” kemana-mana disaat libur panjang.

Menjadi anak jalanan juga membuat saya bertemu dengan banyak orang-orang baik. Seperti saat saya traveling ke Jogya, dari 4 orang travelmate, hanya saya seorang yang muslim, dan mereka semua membangunkan saya untuk berangkat sholat. Dan baideweiii travelmate saya ini cowok semua.

Di lokasi sholat Idul Fitri, waktu itu bertemu dengan ibu-ibu dan menanyakan dimana rumah saya dan saya jawab kalau lagi traveling. Dengan baiknya, si ibu menawarkan saya untuk main-main ke rumahnya.

Nggak selamanya juga menjadi anak jalanan akan dipandang negatif, semua tergantung perspektif orang melihatnya.





What's Going on April

$
0
0
whats going on april


Memasuki bulan April kemarin bawaannya happy happy gimana gitu ya. Happy karena akan memasuki bulan puasa dan mungkin karena di bulan April adalah bulan dimana saya bertambah umur lagi *tepuktangan*.

Dan sepertinya bulan April kemarin juga bisa dibilang bulan “tersibuk” saya, iya sibuk main maksudnya.

Jadi, what’s going on April?

Playing Time
Awal minggu, saya pergi ke Banyuwangi yang niatan awalnya memang cuma resfreshing saja. Ternyata teman nawari juga buat naik gunung, omaigod, sebenarnya nggak ada persiapan. Tapi ya akhirnya naik juga.

Kelar weekend pertama di Banyuwangi, ehh weekend selanjutnya ke Banyuwangi lagi. Urusan pertama karena kerjaan, urusan selanjutnya ya hore hore hahaha. Seperti biasa, ceritanya akan dibuat di post terpisah. 

Minggu-minggu terakhir di bulan April, saya ada keperluan di Malang dan akhirnya menghabiskan weekend juga di kota yang saya juluki sebagai “my hometown”. Kota Malang selalu mempunyai tempat istimewa buat saya, melebihi kota kelahiran saya sendiri di Jember pokoknya, saking cintanya sama kota ini.

Kemanapun pergi di tiap sudut kota Malang, selalu menyenangkan.

Dan karena kemarin ke Malang naik kereta api, hal ini benar benar membuat saya nostalgia banget waktu masih jadi anak kuliahan. Karena dulu cukup sering keluar masuk Stasiun Malang, kalau nggak urusan balik ke Jember atau urusan main maupun ngurusin skripsi di Surabaya.

Kalaupun sebelum corona terkadang masih main ke Malang, biasanya naik bis atau langsung PP. Jadi sudah nggak pernah masuk stasiun lagi.

Satu lagi tujuan saya ke Malang adalah mau silahturahmi ke rumah sahabat ketika kuliah. Namun, sayang sekali rumah si sahabat sudah pindah dan nanya ke tetangga pun nggak ada yang tahu pindah kemana dan nomor handphone keluarga si sahabat ini. Saya nanya ke teman-teman kuliah juga nggak ada yang punya nomornya.

Watching
Akhirnya setelah sekian bulan nggak saya aktifkan lagi si Netflix, di bulan April kembali saya perpanjang langganan di sana. Okay, karena anaknya nggak mau rugi, saya coba mengingat-ingat review film yang pernah ditulis teman-teman blogger. 

Akhirnya saya marathon nonton Emily in Paris. Sampai segitunya harus sampai marathon, tapi nontonnya juga disambi dengan mengerjakan kerjaan lain juga.

Film selanjutnya yang membuat saya penasaran karena review teman-teman adalah June & Kopi. Ternyata ceritanya bagus juga euy.

Slow Down
Nahh, mungkin karena kebanyakan pergi sana sini, terutama setelah saya naik gunung, saya merasa urusan dunia per-bloggingan  menjadi slow gitu, slow ini karena saya agak lama membalas komen dikarenakan seminggu setelah naik gunung, badan bawaanya capek aja, kaki saya sakit semacam cedera, karena memang sudah cedera karena dulu terbiasa lari.

Untuk blogwalking masih tetap, tapi entah kenapa mau nulis aja bawaanya ogah aja hahaha.

Kurangnya di bulan April lalu adalah, frekuensi njajan dan kulineran saya agak berkurang nih :D. Mungkin karena lagi puasa juga, jadi kalau siang nggak mungkin juga kluyuran, kalau malem ya udah pewe di rumah. Mungkin bulan depan setelah kelar lebaran, bisa mulai cobain jajan ini itu lagi.

Kurang banyak juga ya explore di bulan April kemarin. 

Gimana nih dengan teman-teman selama bulan April kemarin? Atau sekarang ini dibulan Mei ada yang happy happy juga nggak?


6 Jam Pendakian Gunung Ranti

$
0
0
Weekend di awal minggu pertama April lalu, memang kepikiran kalau mau menghabiskan akhir pekan di Banyuwangi. Seperti biasa yang ada dipikiran cuma main dan refreshing biasa. Sehari sebelumnya sohib yang stay di Banyuwangi telepon kalau mau ajakin naik gunung. Nah lhoo. 

Tiba di Banyuwangi, si sohib mempertegas lagi ajakannya 

“Yakin mbak mau naik gunung? Ini ketinggiannya 2 kalinya naik Ijen”

Langsung browsing dan manggut-manggut ae kalau emang ketinggian Gunung Ranti 2 kalinya Ijen.

Kemudian sohib satunya mbak Tyas nyahut lagi 

“Kalau nggak yakin, dirumah aja, nanti ke cafe kayak biasanya, gimana?”

Nahh makin bingung. Antara mau nolak tapi kok berasa sungkan dan penasaran, tapi kok 2 kalinya Ijen.

Akhirnya saya putuskan ikut, dengan perasaan setengah yakin nggak yakin gitu.

Perjalanan Menuju Kawasan Wisata Gunung Ranti
Sore jam 5, saya dan keempat teman sudah bersiap melaju dengan berboncengan 2 motor dan bawaan yang aduhai. Saya hanya membawa 1 backpack unyu dan totebag. Ampunnn dah ke gunung bawa totebag gaes, iya isinya cuma Hape.

Jadi, Gunung Ranti ini masih tetanggaan sama kawasan Kawah Ijen dan merupakan salah satu puncak dari Pegunungan Ijen dengan ketinggian 2.601 Mdpl.
gunung ranti


Lokasinya berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi. Dan perjalanan dari Banyuwangi Kota ke Kawasan Gunung Ranti ini kurang lebih 1,5 jam dengan motoran santai. Entah kenapa perjalanan malam melewati hutan hutan di perbatasan dua kabupaten ini cukup serem juga ya, kalau saya sendiri kayaknya ogah lewat sana malam-malam. Untung saja ini ada lima orang. 

Dan jam 18.30 saya sudah sampai di parkiran Kawasan Wisata Gunung Ranti. Astagahhhh area mulut plus gigi saya langsung gemerutuk, apa ya bahasanya, itu lho yang nggak kuat banget sama duinginnya cuaca.

Dari parkiran ini, saya sudah sempat mau menyerah nggak ikutan, belum naik saja, area mulut sudah dibuat kaku. Tapi herannya teman saya biasa saja sama cuacanya hahaha.

Di dekat area parkiran, tersedia homestay. Dan si sohib, Icha memastikan lagi dengan pertanyaan

“Mbak yakin nggak mau naik, mumpung belum naik, ini ada homestay, nginep sini, besok ketemu lagi”

Haduhh makin galau 🤣

Tapi saya malah keukeuh mau naik saja. Heran.

Jadi, si Icha ini membawa temannya yang sudah pernah mendaki ke Gunung Ranti, jadi lebih paham jalur juga.

Dan saya minta tolong temannya ini yang juga merangkap sebagai guide buat bawain tas backpack saya yang sebenarnya nggak terlalu berat seperti carrier kalau naik gunung. Rasanya kok nggak sanggup di punggung mau memikul beban si tas.

Seperempat perjalanan, sohib kembali bertanya 

“Mbak, yakin mau nerusin, mumpung sampai sini, bisa turun lagi”

Yaelahh kalau turun berarti turun sendiri dong hahaha, ya mana berani.

“Lanjut saja dah”, jawab saya lemas

Jadi, karena pendakian malam hari dan hanya mengandalkan headlamp atau senter dari hape, nggak terlalu jelas juga saat itu jalurnya seperti apa.

Jalur pendakian awalnya masih lurus lempeng dengan sisi kanan kiri tumbuhan semacam tanaman tebu atau ilalang, nggak jelas juga soalnya malam.
gunung ranti
Kalau malam nggak jelas tanaman apa, tapi kalau kena kulit perih euyy

Yang jelas teman saya satunya lagi nyeletuk kalau ini bukan jalannya manusia, tapi jalannya air. Lah wong jalan nggak ada lebar lebarnya, seperti jalan setapak kalau ke sawah. Tipikal jalannya juga zig zag dan terus menanjak.
gunung ranti


Sepanjang perjalanan nggak terhitung berapa kali saya dan rombongan berhenti, untungnya saya jalan bareng sama teman yang pengertian. Nggak egois gitu, kalau temannya capek ya ikut berhenti, meskipun saya tahu sohib saya ini demen naik gunung.

menuju gunung ranti
Jalannya seperti ini, kalau malam nggak jelas


Dan saya sendiri jalannya nggak ngoyo, gimana mau ngoyo kalau jalannya kayak model diseret saking capeknya.

Perjuangan Menuju Puncak Gunung Ranti
Hampir separuh perjalanan, saya merasa sudah nggak sanggup, mau pingsan, tapi berharap nggak ingin pingsan ditengah kondisi seperti naik gunung ini. Akhirnya teman saya paling belakang menginfokan ke teman-teman yang lain untuk berhenti istirahat lagi. 

Ambil nafas perlahan, hembuskan, mencoba tenang, rileks, minum air putih dikit-dikit sambil mengumpulkan tenaga lagi, begitu saja terus tiap istirahat. 

Pendakian yang hanya berjumlah 5 orang, 3 cewek dan 2 cowok ini awalnya hanya berisik soal guyonan teman-teman yang saling menimpali, tiba-tiba dibagian belakang ada suara rombongan lain yang berjumlah cukup banyak dan kita disalip. 

Baidewei, perjalanan saya sampai disalip rombongan lain ini sudah berjalan kaki selama kurang lebih 5 jam, dan hebatnya rombongan ini sudah bisa menyalip kita secepat itu.
wisata gunung ranti


Setelah berjalan kaki dengan jalur yang naik naik dan naik terus selama 6 jam, akhirnya saya sampai puncak. Finally.

Angin di puncak luar biasa kencang, teman-teman langsung sigap pasang tenda dan si Icha langsung menyiapkan peralatan masak untuk makan malam. Saya? Milih leyeh leyeh di gazebo kayu yang sudah reyot.
gunung ranti bondowoso


Untuk milky way-nya gimana? Karena saya nggak ada niatan buat melihat milky way, jadi memilih tidur saja sampai pagi.

Asli saking anginnya gede banget, meskipun sudah pakai sarung atau apapun di dalam tenda, tetap duinginnn poll. 

Jadi malam itu saya pindah tidur di dalam tenda, di atas puncak gunung. Pffttt…

Menyambut Pagi di Puncak Gunung Ranti
Karena nggak berniat buat sunrise-an, jadi saya memilih tetap stay di dalam tenda, sampai teman membangunkan dan siap untuk sarapan hahaha.

Pagi itu juga nggak nampak semburat sinar matahari pagi, kata si Icha yang memang sudah bangun dari pagi. Suasana di sekitar puncak dipenuhi dengan kabut.
gunung ranti

mendaki gunung ranti
Sarapan dulu


Selesai sarapan ala-ala western buatan si Icha, teman-teman mulai membongkar tenda dan beres-beresin sampah kita. Iya tetap ya, turun kebawah bawa gembolan sampah sebesar tas kresek gede.

Perjalanan Turun dari Gunung Ranti
Saya mulai turun sekitar jam 9 pagi dan ketika perjalanan turun ini, saya bisa melihat dengan jelas medan semalam yang dilewati seperti apa. Dan memang gilaakkk, parahh bener hahahaha, pantesan saja kalau naiknya sampai ngoyo.

Dan nggak terhitung berapa kali saya dan rombongan berhenti untuk istirahat. Nggak heran juga kalau rombongan saya sudah disalip banyak grup ketika turun dan mereka semua cepat banget jalan ketika turun.

pendakian gunung ranti
View dari perjalanan


Perjalanan turun dari Gunung Ranti ini menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam. Lebih cepat ketika waktu turun daripada waktu naik.

Tenaga 3 cewek ini sudah lemah ketika turun, jadi si Icha minta 2 cowok temannya buat turun lebih cepat dan mengambil motor untuk menjemput ketika sudah di area yang landai.
area wisata gunung ranti
Gantian nunggu dijemput motor 


Dan waktu kita sudah sampai area parkiran, rombongan tim pendaki yang tadi menyalip saya, sudah nggak nampak lagi. Hebat banget, dari turun gunung langsung bubar jalan gitu.

Lahh kita pas sudah sampai area parkiran masih istirahat, rebahan dulu di rerumputan dan masih ada yang bikin mie saking laparnya.

Kalau ada yang ngajakin ke Gunung Ranti ini, sepertinya saya bakalan menolak. Cukup sekali ini saja naiknya. Ampunn

Intermezzo ketika sudah perjalanan turun gunung, teman cewek saya cerita ketika naik semalam, seperti mendengar visual visual “dunia lain” gitu, tapi sama dia di bawa santai.

Kalau saya boro-boro denger suara aneh-aneh, mikirin bawa badan sendiri sudah nggak sanggup dan memang waktu naik saya nggak pernah mikir sampai ke arah sana, positive thinking saja dan lelah mau mikir yang aneh-aneh.

Kesalahan saya waktu naik kemarin juga nggak memakai sepatu khusus naik gunung, jadi hanya sepatu boot biasa dan hasilnya otomatis mata kaki saya mengalami lecet karena gesekan dari kulit sepatu tadi yang kurang nyaman. 

Jadi, bulan April kemarin energi saya lumayan terkuras setelah naik gunung 🤣

Kira-kira ada cerita naik gunung lagi nggak ya nanti? 







Viewing all 577 articles
Browse latest View live